Manusia
merupakan makhluk sosial, sehingga dalam kehidupannya tidak dapat lepas dari
orang lain. Dalam interaksi antar individu dapat bagi menjadi interaksi
individu dengan individu dan individu dengan kelompok. Interaksi individu
dengan kelompok dapat disatukan dalam suatu eadah sistem yang bernama
organisasi. Menurut Stephen P. Roobins (1996) bahwa ”Organisasi adalah suatu
unit (satuan) sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang berfungsi atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama”. Organisasi
mempunyai susunan heirarki kepuengurusan yang jelas dari pemimpin sampai dengan
anggota.
Dewasa
ini banyak pemimpin yang memimpin suatu organisasi akan tetapi tidak mempunyai
sifat kepemimpinan. Kondisi ini membuat kesenjangan dan pengaburan terhadap
makna arti kepemimpinan seorang pemimpin sehingga tugas seorang pemimpin
menjadi dipertanyakan dan diragukan keabsahannya. Kondisi tersebut menyebabkan
seorang pemimpin hanyalah dijadikan sebuah simbol kekuasaan dan hanya stuktural
saja tidak dapat dijadikan sebagai tuntunan serta panutan seperti yang diharapakan
sebagai seorang pemimpin. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola
diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan
baik.
1. PENDAHULUAN
Sejak bulan Mei 2005 PT. Suzuki Finance Indonesia (Suzuki Finance)
telah hadir untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat Indonesia dalam memiliki
sepeda motor SUZUKI. Pada bulan Oktober tahun 2011 Suzuki Finance menyediakan
layanan pembiayaan mobil Suzuki dan mulai bulan September 2012 Suzuki Finance
menyediakan produk pembiayaan Syariah untuk sepeda motor Suzuki. Berkantor
pusat di kawasan bisnis Jl. HR. Rasuna Said Kuningan- Jakarta, Suzuki Finance
merupakan perusahaan hasil kerjasama dari dua perusahaan kelas dunia Itochu
Corporation dan Suzuki Motor Corporation Jepang.
Sinergi kedua perusahaan multinasional tersebut didukung oleh
jajaran manajemen yang profesional menjadikan Suzuki Finance Indonesia
perusahaan yang dapat dihandalkan dan dibanggakan. Terbukti dengan Suzuki
Finance mendapatkan perhargaan Infobank Multifinance Award 2009 sebagai
Perusahaan Pembiayaan beraset 1 triliun ke atas dengan kinerja keuangan 2008
Sangat Bagus. Dan pada awal tahun 2010 mendapat penghargaan International Good
Company Award kategori Best Finance & Service Excellent of The year dari
International Achievement Foundation.
Saat ini Suzuki Finance telah mempunyai lebih dari 80 kantor cabang
yang tersebar di seluruh nusantara dan didukung lebih dari 4.000 profesional
berpengalaman.Untuk memberikan pelayanan yang cepat dan prima, Suzuki Finance
dan menggunakan sistem teknologi informasi yang realtime-online di seluruh
cabang dengan kemudahan akses pembayaran angsuran melalui kantor cabang,
jaringan atm dan kantor pos online.Demi kepuasan konsumen, Suzuki Finance
menyediakan akses Customer Hotline bagi para pelanggan untuk menyampaikan
keluhan dan informasi melalui email dan sms. Bagi yang ingin kredit motor dan
mobil Suzuki, Suzuki Finance adalah pilihan yang tepat dan terbaik.
2. PERANAN KEPEMIMPINAN
Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan merupakan sub sistem dari
pada manajemen. Karena mengingat peranan vital seorang pemimpin dalam
menggerakan bawahan, maka timbul pemikiran di antara para ahli untuk bisa jauh
lebih mengungkapakan peranan apa saja yang menjadi beban dan tanggung jawab
pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya. Pengertian peran itu sendiri adalah
adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi
tertentu. Jadi
dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah
seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai
kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
3. KONSEP PERANAN
KEPEMIMPINAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
A.Yang menjadi dasar utama dalam
efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan
penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan.
B. Efektivitas kepemimpinan tercermin
dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang.
C. Efektivitas kepemimpinan menuntut
kemahiran untuk “membaca” situasi
D. Perilaku seseorang tidak terbentuk
begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
E. Kehidupan organisasi yang dinamis
dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir
dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Peranan
atau fungsi kepemimpinan berkaitan dengan tugas pokok seorang pemimpin. Tugas
pokok seorang pemimpin seperti diakui oleh banyak ahli adalah menggerakkan
sumber-sumber. Sumber-sumber yang dimaksud adalah man, money, material,
machine, methode, and market atau service. Ke-6 M ini hanya dapat
digerkkan secara baik bila seorang pemimpin melaksanakan fungsi-fungsi sbb;
A. Fungsi
Perencanaan
Seorang
pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi
diri sendiri sebagai penanggung jawab tercapainya sasaran-sasaran (goals) atau
tujuan-tujuan (objectives) organisasi. Perencenaan sering disebut
kebijaksanaan, atau pendahuluan dari tindakan penyelenggarakan (planning is a
prequisite to action).
B. Fungsi
Memandang kedepan
Seorang
pemimpin yang senantiasa memandang kedepan berarti akan mampu meneropong apa
yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap segala kemungkinan.
C. Fungsi
Pengembangan Loyalitas
Pengembang
kesetiaan tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat
rendah dan mencegah dalam organisasi.
D. Fungsi
Pengawasan
Fungsi
pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemajuan
pelaksanaan rencana.
E. Fungsi
Mengambil Keputusan
Fungsi
ini, merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu,
banyak pemimpinyang tidak berani mengambil keputusan.
F. Fungsi
Memberi Hadiah
Pemimpin
hatus dapat memberikan semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya
agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang
dipimpinnya. Pemberian anugrah berupa ganjara, hadiah, pujian, atau ucapan
terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah, sebab mereka merasa bahwa hasil
jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
4.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen sumber daya manusia,
disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan
dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki olehindividu secara efisien dan efektif
serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama
perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu
konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan
semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang
ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan lain-lain.
Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan
bahwa: “Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja
didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti
mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaanya berinteraksi dengan rencana
organisasi”.
Manajemen
sumber daya manusia pada dasarnya bisa diartikann sebagai proses atau
kegiatan mengelola sumber daya manusia secara efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan bersama pada sebuah organisasi.fokus utama Manajemen Sumber
Daya Manusia ini adalah memberikan kontribusi pada suksesnya organisasi .kunci
untuk meningkatkan aktivitas SDM mendukung usaha organisasi yang terfokus pada
produktivitas,pelayanan,dan kualitas.
5. LEASING
Leasing menurut Prof.R.Subekti, S.H. di dalam bukunya `Aneka Perjanjian`
Adalah tidaklain dari pada perjanjian sewa – menyewa yang telah berkembang di
kalangan para pengusaha, dimana ”lessor” menyewakan suatu perangkat
alat perusahaan (mesin – mesin) termasuk servis, pemeliharaan dan lain – lain
kepada ”lessee” untuk suatu jangka waktu tertentu.
Pengertian lessor adalah perusahaan yang melakukan
kegiatan usaha leasing dengan menyediakan berbagai macam
barang modal, sedangkan lesseeadalahnasabah
yang menginginkan barang modal tersebut.
Leasing pada
awalnya berasal dari
bahasa Inggris “to
lease” yang berarti
menyewakan. Namun leasing mempunyai
persyaratan tertentu, sehingga tidak bisa disamakan dengan sewa-menyewa biasa. Leasing atau yang lebih sering disebut dengan
sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak
pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang modal yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah
disepakati bersama.
Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK. 01/1991 tertanggal 21
Nopember 1991 tentang kegiatan lessing atau sewa guna usaha. Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara leasing dengan hak opsi (FinanceLease)
maupun leasing tanpa hak opsi (Operating
Lease) untuk digunakan oleh lesseselama
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Yang dimaksud
Finance Lease adalah kegiatan leasing di mana lesse pada akhir kontrak mempunyai hak opsi
untuk membeli obyek leasing berdasarkan nilai sisa yang
disepakati. Sedangkan, yang dimaksud dengan operating
lease adalah kegitan leasing dengan lesse pada akhir kontrak tidak mempunyai hak
opsi untuk membeli objek leasing.
6. PIHAK YANG TERLIBAT LEASING
Setiap
transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 pihak yang
berkepentingan, yaitu : lessor, lessee, supplier dan
bank atau kreditor.
A. Lessor
Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang
memberikan jasa pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk
barang modal. Lessor dalam financial lease bertujuan
untuk mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai
penyediaan barang modal dengan mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating
lease, lessor bertujuan mendapatkan keuntungan dari
penyediaan barang serta pemberian jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan
serta pengoperasian barang modal tersebut.
B.
Lesse
Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam
bentuk barang modal dari lessor. Lessee dalam financial
lease bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan
dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee memiliki
hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak lessee memiliki
hak untuk membeli barang yang di-lease dengan harga berdasarkan
nilai sisa. Dalam operating lease, lessee dapat
memenuhi kebutuhan peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan alat
tersebut tanpa risiko bagi lessee terhadap kerusakan.
C. Supplier
Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan
barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara
tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease, supplier langsung
menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai
pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating lease, supplier menjual
barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala.
D. Bank
Dalam
suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditor
tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank
memegang peranaan dalam hal penyediaan dana kepada lessor terutama
dalam mekanisme leverage lease di mana sumber dan
pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier dalam
hal ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank. Untuk memperoleh
barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek leasing kepada lessee atau lessor.
7. METODE PENELITIAN DESKRIPTIF
Sejak bulan Mei 2005 PT. Suzuki Finance Indonesia (Suzuki Finance)
telah hadir untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat Indonesia dalam memiliki
sepeda motor SUZUKI. Pada bulan Oktober tahun 2011 Suzuki Finance menyediakan
layanan pembiayaan mobil Suzuki dan mulai bulan September 2012 Suzuki Finance
menyediakan produk pembiayaan Syariah untuk sepeda motor Suzuki. Berkantor
pusat di kawasan bisnis Jl. HR. Rasuna Said Kuningan- Jakarta, Suzuki Finance
merupakan perusahaan hasil kerjasama dari dua perusahaan kelas dunia Itochu
Corporation dan Suzuki Motor Corporation Jepang.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi model-model apa
saja dari peranan kepemimpinan yang berpengaruh terhadap peningkatan manajemen
sumber daya manusia pada sistem leasing di PT SUZUKI FINANCE dalam hal ini efektivitas
kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang
dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu
memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud
adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena
tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah
model-model kepemimpinan berikut:
A. Model kontinuum Otokratik-Demokratik
A. Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya
dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang
harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin
bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang
menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian
tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk
berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi
pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan
kebutuhan bawahan.
B.
Model ” Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut
model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang
terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut
mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin
yang efektif, apabila: * Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik; *
Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi;
* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
C.
Model Situasional
Model
ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan
tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam
model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya
dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan
yang dapat digunakan adalah
Memberitahukan;
Menjual;
Mengajak bawahan berperan serta;
Melakukan pendelegasian.
Menjual;
Mengajak bawahan berperan serta;
Melakukan pendelegasian.
D.
Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang
pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan
jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal
tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian
pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin
berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi
bawahannya.
E. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
E. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian
utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan
keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus
diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma
tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan
dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan
keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh
situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses
pengambilan keputusan.
Dari metode
penelitian diatas yang meliputi berbagai model-model kepemimpinan disimpulkan
bahwa setiap model-model kepemimpinan memiliki peranananya masing-masing dalam
berbagai sudut pandang permasalahan yang ada di manajemen sumber daya manusia.
Sehingga tidak
dapat bisa dipungkiri lagi bahwa peranan kepemimpinan sangat vital dalam proses
peningkatan produktivitas sumber daya manusia yang berdampak langsung terhadap
efektivitas dan efesiensi di sistem leasing PT SUZUKI FINANCE.
8. KESIMPULAN
Fungsi atau
Peranan Kepemimpinan adalah sejumlah tugas-tugas yang perlu dilakukan oleh
setiap pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi atau kelompok. Pemimpin dan manajer atau leader dan manager pada
hakekatnya mempunyai arti sama-sama berfungsi memimpin akan tetapi berbeda
dalam hal organisasi yang ditangani. Manager adalah orang yang biasa memikirkan
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi yang dibatasi oleh aturan-aturan tata
krama birokrasi, sedangkan pemimpin tidak harus dibatasi diikat terjadinya
didalam suatu organisasi tertentu, melainkan bisa merembes atau melampaui jalur
struktur.
9. DAFTAR PUSATKA
1. Mappaenre,
A. 2004. Kepemimpinan
(leadership). Program Studi
Pendidikan Administrasi Perkantoran FEIS-UNM, Makassar
2.
Yani M, .2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
3.
Irmayanto. 2001.
Bank Dan Lembaga Keuangan. Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta
4.
Subagyo. 2002. Bank
Dan Lembaga Keuangan Lainya Edisi Ke-2. Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar